
hoshitanji.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami pelemahan signifikan, mencapai level terendah sejak krisis keuangan Asia 1998. Pada 25 Maret 2025, rupiah diperdagangkan pada Rp16.640 per dolar AS, mendekati rekor terendah sebelumnya di Rp16.800.
Faktor Global yang Mempengaruhi
Bank Indonesia (BI) mengidentifikasi beberapa faktor global yang berkontribusi pada pelemahan rupiah:
- Kebijakan Perdagangan Proteksionis AS: Penerapan kebijakan proteksionis oleh AS meningkatkan ketidakpastian di pasar keuangan global, mempengaruhi arus modal dan nilai tukar mata uang negara berkembang seperti Indonesia.
- Kenaikan Suku Bunga The Fed: Kebijakan moneter AS yang lebih ketat menyebabkan arus modal keluar dari pasar negara berkembang menuju aset berdenominasi dolar AS, menekan nilai tukar rupiah.
Faktor Domestik yang Berkontribusi
Selain faktor global, terdapat beberapa isu domestik yang turut mempengaruhi pelemahan rupiah:
- Defisit Transaksi Berjalan: Pada 2024, defisit transaksi berjalan Indonesia meningkat menjadi 8,9 miliar dolar AS atau 0,6% dari PDB, naik dari 2 miliar dolar AS atau 0,1% dari PDB pada 2023. Penurunan surplus perdagangan barang dan melemahnya permintaan global menjadi penyebab utama.
- Kekhawatiran atas Kebijakan Fiskal Pemerintah: Rencana Presiden Prabowo Subianto untuk mengimplementasikan program sosial besar, seperti program makan gratis senilai $28 miliar per tahun, menimbulkan kekhawatiran investor mengenai peningkatan utang dan stabilitas fiskal Indonesia.
- Penurunan Kepercayaan Investor: Kekhawatiran terhadap pengelolaan dana kekayaan negara yang baru dibentuk, Danantara Indonesia, serta meningkatnya keterlibatan militer dalam pemerintahan, menyebabkan penurunan kepercayaan investor dan volatilitas pasar.
Upaya Stabilitas oleh Bank Indonesia
Untuk mengatasi pelemahan rupiah, BI telah melakukan intervensi di pasar valuta asing dan obligasi. Meskipun demikian, tantangan eksternal dan domestik yang kompleks membuat stabilisasi rupiah menjadi tugas yang menantang.
Dampak pada Perekonomian Nasional
Pelemahan rupiah yang berkelanjutan dapat meningkatkan biaya impor, berkontribusi pada inflasi, dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Situasi ini menuntut pemerintah dan otoritas moneter untuk mengambil langkah-langkah strategis guna memulihkan kepercayaan investor dan menjaga stabilitas ekonomi makro. Read More